64 research outputs found

    PENGARUH ABU VULKANIK TERHADAP PARAMETER KUAT GESER TANAH LEMPUNG

    Get PDF
    Tanah lempung merupakan tanah yang mempunyai kuat geser yang rendah sehingga akan timbul masalah jika jenis tanah ini menerima beban yang cukup besar. Hal ini tentunya tidak dikehendaki,maka perlu adanya perbaikan sifat mekanis tanah tersebut. Perbaikan sifat tanah ini dilakukan dengan cara menambahkan abu vulkanik. Perbaikan nilai kuat geser tanah dilakukan dengan penambahan material abu vulkanik sebesar 5%,10% dan 15%, dengan waktu pemeraman 3,7 dan 14 hari. Perubahan dalam sifat mekanik tanah pada campuran dapat dilihat pada percobaan batas konsistensi, uji beratjenis dan triaxial uji unconsolidated-undrained(UU). Hasil pengujian menunjukan bahwa penambahan abu vulkanik sebesar 5%,10% dan 15%, dengan waktu pemeraman 3,7 dan 14 hari dapat memperbaiki sifat mekanik tanah.Penambahan abu vulkanik sebesar 5% menyebabkan meningkatnya kuat geser tanah tersebut, sedangkan pada penambahan abu vulkanik sebesar 10% dan 15% terjadi penurunan kuat geser bila dibandingkan dengan tanah yang tidak dicampur Clay is a soil that has a low shear strength so it will be a problem if the type of this soil receives a big load. This is certainly undesirable, so it need for improvement of the mechanical properties of the soil. Improvement of soil properties is done by add the volcanic ash. The value soil shear strength improvement is carried out with the addition of ash material of 5% .10% and 15%, with a curing time of 3,7 and 14 days. Changes in mechanical properties of soil in the mix can be seen in the experiment of consistency limit test, specify gravity test and triaxial unconsolidated-undrained test (UU). The test results showed that the addition of volcanic ash in 5%, 10% and 15%, with a curing time of 3, 7 and 14 days can improve the mechanical properties of the soil. The addition of the volcanic ash in 5% causing an increase of the shear strength of the soil. Meanwhile the addition of volcanic ash in 10% and 15% show adecline when compared with the shear strength of soil that are not mixed

    Pelatihan pembuatan produk emping berbahan dasar jagung di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep

    Get PDF
    Emping jagung adalah salah satu wujud diversifikasi pangan olahan berbahan dasar komoditas jagung. Jagung merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki banyak nutrisi, seperti karbohidrat, protein, serat, mineral, dan sejumlah vitamin. Vitamin yang terdapat pada jagung adalah folat, vitamin A, vitamin B, dan Vitamin C sedangkan mineral yang terdapat pada jagung yaitu mangan, kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, seng, dan tembaga. Potensi tanaman jagung di Desa Manggalung belum dilakukan inovasi pengolahan produk yang maksimal, hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat masih memilih memasarkan hasil pertaniannya dalam bentuk bahan baku saja. Sehingga perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan inovasi pengolahan produk berbahan dasar jagung salah satunya adalah pembuatan produk emping jagung. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan tiga tahap meliputi; (1) sosialisasi kegiatan yaitu melakukan survei lokasi dan mengumpulkan informasi; (2) penyuluhan untuk memberikan informasi mengenai proses penyiapan alat dan bahan, proses cara perendaman jagung yang benar, proses perebusan jagung serta cara pemipilan jagung sehingga menghasilkan produk emping jagung yang enak di konsumsi; (3) demonstrasi melalui pelatihan pembuatan emping jagung. Produk emping jagung ini diharapkan menjadi salah satu peluang usaha baru di Desa Manggalung selain bernilai gizi yang tinggi juga memiliki nilai tambah ekonomis dengan masa simpan yang cukup lama sehingga jika dipasarkan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

    Pengaruh Pendekatan lingkungan Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa (the influence of the environmental approach to the critical thinking and scientific attitude of the students)

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa  pada materi Makanan dan Kesehatan dengan pembelajaran melalui pendekatan lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian Weak experiment dengan desain penelitian yang digunakan “one group Pretest-posttest design”.  Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII di MTs Negeri Sukaraja di Kabupaten Majalengka  tahun akademik 2015-2016. Sampel terdiri dari 6 kelas dan terpilih satu kelas sebanyak 35 siswa. Data kemampuan berpikir kritis dijaring melalui tes uraian  dan sikap ilmiah dijaring dengan skala sikap Likert. Kesimpulan penelitian berdasarkan  hasil analisis pengolahan data menggunakan uji Paired Sample T-Test  untuk kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa dan menggunakan SPSS 15 versi Windows. Hasil penelitian menunjukan  terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis termasuk kategori sedang dengan N-gain 0,41. Sedangkan peningkatan sikap ilmiah dengan kategori sedang dengan N-gain 0,41. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan bahwa pembelajaran melalui pendekatan lingkungan  dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa. Kata kunci: Pendekatan Lingkungan, Berpikir kritis, Sikap Ilmiah, Makanan dan Kesehatan. AbstractThe purpose of this study is to determine the increase in ability critical thinking skills and scientific attitude of students on the material Food and Health with learning through environmental approaches. This research is Weak experimental research used "one-group pretest-posttest design" design. The research was conducted in class VIII at MTs Sukaraja in Majalengka regency academic year 2015-2016.      The sample consists of 6 classes and elected one class of 35 students. Data captured through the critical thinking skills test descriptions and scientific attitude captured the attitude Likert scale. Conclusion The study based on the analysis of data processing using Paired Sample T-Test for critical thinking skills and scientific attitude of students and using SPSS 15 version of Windows. The results showed there is a significant increase in critical thinking skills and scientific attitude of students.       Increased ability to think critically medium category with N-gain of 0.41. While improving scientific attitude with category with N-gain of 0.41. Based on the results of statistical analysis showed that learning through environmental approaches can foster and improve the ability of critical thinking skills and scientific attitude of students. Keywords: Environmental Approaches, Critical Thinking, Scientific Attitude, Food and Health

    Optimalisasi Penegakan Diagnosis Keperawatan Sesuai Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit X

    Get PDF
    This study aims to analyze the enforcement of nursing diagnoses according to the Nursing Care Standards of X Hospital Jakarta. The research method uses a case study approach with interviews, document review and observation, and performs problem analysis using fishbone analysis. The results showed that the enforcement of nursing diagnoses in accordance with the Standards of Nursing Care was not optimal, so that it had an impact on the quality of care and its documentation. Nursing diagnoses that are in accordance with Nursing Care Standards are 48.6%. Lack of supervision from managers, assessments using personal assumptions and the standard of writing diagnoses in the local Hospital Information System (SIRS) has not been facilitated. Through strengthening the directing function with SAK media innovation, there was an increase in writing nursing diagnoses according to SAK to 62.3%. In conclusion, optimizing the enforcement of nursing diagnoses in accordance with Nursing Care Standards can be implemented with SAK media innovations (Softfiles on the Google Form Platform and flipcharts) which are given to implementing nurses at X Hospital.   Keywords: Diagnosis, Nursing Documentation, Quality, Nursing Care Standard

    CHARACTER BUILDING DALAM KONSEP PENDIDIKAN IMAM ZARKASYI DITINJAU DARI FILSAFAT MORAL IBNU MISKAWAIH

    Get PDF
    Degradation of moral consciousness, especially in the politic and Indonesian government bureaucracy, in recent times that was pictured by various anomalies and immorality, such as a corruption, has become a negative “cultural norm”, which seem very difficult to be controlled. The condition of national spirit and morality suggested the need of redevelopment of model of character education (character building) as a national healing. Imam Zarkasyi implemented several principles of character building in the Pesantren of Darussalam Gontor. He taught his pupils on the basis of the virtues of the excellences with refer to the Panca Jiwa and the Four Mottos of Modernity of the Pesantren as their living values. His reformative efforts in the context of contemporary Islamic education are actually intended to the development of character, in other words, “character building”, by implementing the principle of the Golden Mean of Ibn Miskawaih. Some aspects of Zarkasyi's principles of education that might be supportive for developing the national character education program, and still relevant for today are: firstly, moral education should have the leadership insights; secondly, moral education should have the objective moral values as the teleological purposes; thirdly, moral education should be built through the best environment, in order to be optimized and efficient; and fourthly, moral education curriculum should be integrated and comprehensive. So, the Zarkasyi's concept of character building, and the education movement became the concept of character education that quite mature and should be extracted by our nation

    Implementasi program SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah) dalam upaya penguatan karakter religius islami peserta didik di MAN 2 Nganjuk

    Get PDF
    INDONESIA: Pendidikan karakter religius menjadi kebutuhan yang fundamental bagi peserta didik. Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa lembaga pendidikan termasuk pendidik yang kurang memperhatikan hal tersebut. Disamping itu, salah satu kekurangan dalam pendidikan agama sendiri yakni dalam aspek pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik seringkali hanya dituntut untuk mengetahui dan mempraktikkan ilmu yang diajarkan, namun kurang dalam aspek pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal peribadatan. Dalam hal ini, MAN 2 Nganjuk sebagai salah satu lembaga pendidikan keagamaan berupaya menerapkan program sebagai solusi dari kekurangan tersebut melalui program SKUA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan implementasi program SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah) di MAN 2 Nganjuk. (2) Memahami strategi penguatan karakter religius melalui SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah). (3) Memahami peran SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah) dalam penguatan karakter religius peserta didik. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa data, diantaranya yakni data dari wawancara dengan ketua SKUA, guru penguji SKUA, dan peserta didik, serta data yang diambil dari observasi dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data yang digunakan yakni melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi data. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triagulasi sumber dan teknik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi SKUA di MAN 2 Nganjuk diawali pada tahap perencanaan, yakni dengan melakukan rapat koordinasi, pelaksanaan SKUA dengan metode individual dan klasikal, serta evaluasi dilakukan oleh guru penguji sesuai dengan rentang nilai pada rapot SKUA. (2) Strategi dalam menguatkan karakter religius yakni dengan pembiasaan, seperti membiasakan membaca Al-Qur’an, sholat dhuha, dan sholat dhuhur berjama’ah. Strategi modelling dilakukan dengan upaya memberikan teladan yang baik dari pendidik maupun tenaga kependidikan lainnya dalam keikutsertaan pada kegiatan-kegiatan keagamaan. Strategi penguatan dilakukan dengan pemberian motivasi serta punishment berupa tidak diperbolehkannya mengikuti ujian sebelum tuntas target dalam SKUA. (3) Program SKUA memiliki peranan dalam kelima dimensi religius terutama pada dimensi ibadah. ENGLISH: Religious character education is a fundamental need for students. But in reality there are still some educational institutions including educators who do not pay attention to this. In addition, one of the shortcomings in religious education itself is in the aspect of practice in everyday life. Students are often only required to know and practice the knowledge taught, but lacking in the aspect of practice in daily life, masked in terms of worship. In this case, MAN 2 Nganjuk as one of the religious educational institutions seeks to implement the program as a solution to these shortcomings through the SKUA program. This study aims to (1) Describe the implementation of the SKUA program (Ubudiyah Proficiency Standard and Akhlakul Karimah) in MAN 2 Nganjuk. (2) Understand strategies for strengthening religious character through SKUA (Ubudiyah Proficiency Standard and Akhlakul Karimah). (3) Understand the role of SKUA (Stadar Kecakapan Ubudiyah and Akhlakul Karimah) in strengthening the religious character of students. Researchers use qualitative research types with a case study approach. In this study, researchers used several data, including data from interviews with SKUA leaders, SKUA testing teachers, and students, as well as data taken from observation and documentation. Furthermore, the data analysis used is through the stages of data reduction, data presentation, and conclusion drawing and data verification. Based on the results of the study, it shows that (1) The implementation of SKUA in MAN 2 Nganjuk begins at the planning stage, namely by conducting coordination meetings, implementing SKUA with individual and classical methods, and evaluation carried out by the examining teacher in accordance with the range of values on the SKUA report card. (2) Strategies in strengthening religious character are habituation, such as getting used to reading the Qur'an, dhuha prayers, and congregational dhuhur prayers. The modeling strategy is carried out by providing good examples from education and other education personnel in participating in religious activities. The strengthening strategy is carried out by providing motivation and punishment in the form of not being allowed to take exams before completing the target in SKUA. (3) The SKUA program has a role in the five religious dimensions, especially in the worship dimension. ARABIC: تعليم الشخصية الدينية هو حاجة أساسية للطلاب. ولكن في الواقع لا تزال هناك بعض المؤسسات التعليمية بما في ذلك المعلمين الذين لا يهتمون بهذا. بالإضافة إلى ذلك، فإن أحد أوجه القصور في التعليم الديني نفسه هو في جانب الممارسة في الحياة اليومية. غالبا ما يطلب من الطلاب فقط معرفة وممارسة المعرفة التي يتم تدريسها، لكنهم يفتقرون إلى جانب الممارسة في الحياة اليومية، مقنعين من حيث العبادة. في هذه الحالة، تسعى المدرسة الثانوية الدينية الحكومية ٢ عانجوك كواحدة من المؤسسات التعليمية الدينية إلى تنفيذ البرنامج كحل لأوجه القصور هذه من خلال برنامج معيار الكفاءة العيودية و الأخلاق الكريمة (SKUA). يهدف هذا البحث إلى (١) وصف تنفيذ برنامج SKUA (معيار الكفاءة العيودية و الأخلاق الكريمة) في المدرسة الثانوية الدينية الحكومية ٢ عانجوك. (٢) فهم استراتيجية تعزيز الشخصية الدينية من خلال SKUA (معيار الكفاءة العيودية و الأخلاق الكريمة). (٣) فهم دور SKUA (معيار الكفاءة العيودية و الأخلاق الكريمة) في تعزيز الشخصية الدينية للطلاب. استخدمت الباحثة منهج البحث النوعي بنوع دراسة الحالة. في هذا البحث، استخدمت العديد من البيانات، بما في ذلك بيانات من المقابلة مع مسؤول SKUA، ومعلمي اختبار SKUA، والطلاب، بالإضافة إلى البيانات المأخوذة من الملاحظة والوثائق. علاوة على ذلك، يتم تحليل البيانات المستخدمة من خلال مراحل تحديد البيانات وعرضها والاستنتاج والتحقق من صحتها. بناء على نتائج البحث، أظهرت أن (١) يبدأ تنفيذ SKUA في المدرسة الثانوية الدينية الحكومية ٢ عانجوك في مرحلة التخطيط، أي من خلال عقد اجتماعات تنسيقية، وتنفيذ SKUA بالطرق الفردية والكلاسيكية، والتقييم الذي يقوم به معلمي الاختبار وفقا لمجموعة القيم الموجودة في بطاقة تقرير SKUA. الاستراتيجية في تعزيز الشخصية الدينية هي التعويد، مثل التعويد على قراءة القرآن، وصلاة الضحى، وصلاة الظهر جماعة. يتم تنفيذ استراتيجية النمذجة من خلال تقديم أمثلة جيدة من العاملين في مجال التعليم وغيرهم من العاملين في مجال التعليم في المشاركة في الأنشطة الدينية. يتم تنفيذ استراتيجية التعزيز من خلال توفير الدافع والعقاب في شكل عدم السماح بإجراء الاختبارات قبل إكمال الهدف في SKUA . (٣) برنامج SKUA له دور في الأبعاد الدينية الخمسة، وخاصة في البعد العبادي

    Menciptakan masyarakat sehat melalui progam lingkungan bersih di Dusun Joho Desa Rayung Kecamatan Senori Kabupaten Tuban

    Get PDF
    Penelitian ini berfokus pada pengorganisasian masyarakat dan kelompok tani tentang ketergantungan yang merusak lingkungan. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat maka menjadikan peningkatan sampah yang mengakibatkan lingkungan tercemar dan aliran sungai menjadi tidak lancar yang berdampak bagi pertanian masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode Partisipatory Action Research (PAR) yang melibatkan masyarakat atau komunitas didalamnya dan menjadikannya aktor utama dengan melalui beberapa langkah seperti pemetaan wilayah, penelusuran wilayah, penggalian data, menentukan fokus kajian, pengorganisasian, dan melakukan aksi perubahan sosial. Strategi dalam pengorganisasian masyarakat atau kelompok tani iniadalah sebuah wujud dalam pengelolaan sampah plastik agar mencapai suatu progam aksi perubahan yakni lingkungan bersih yang bisa menjaga kelestarian alam. Kegiatan ini melalui sebuah wadah atau tempat belajar untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas masyarakat dalam upaya untuk mengurangi jumlah penggunaan sampah plastik. Perubahan pada masyarakat setelah adanya kegiatan pengorganisasian ini adalah meningkatnya pengetahuan mereka tentang lingkungan serta adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi jumlah penggunaan sampah plastik secara berlebihan

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2012 sampai dengan April 2013 di MAN Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal pilihan ganda sebanyak 50 soal dengan lima option. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA MAN Tasikmalaya pada tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 2 kelas, dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang yaitu 10 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Selain itu pula dari hasil uji t diperoleh thitung 2,99 dan -ttabel  -1,69. Hal tersebut disebabkan oleh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament yang membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, karena pada dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menekankan pada daya ingat, keaktifan dan pemahaman peserta didik terhadap suatu  materi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.  Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, team games tournament, Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. The purpose of this study was to determine the compatibility of the cooperative learning model type game tournament team if applied to the learning process of the concept of the Food Digestion System in Humans. This research was conducted in November 2012 to April 2013 at MAN Tasikmalaya. The method used in this study was pre-experiment. The instruments used in this study were 50 multiple choice questions with five options. The population in this study were all students of the XI grade of Tasikmalaya Science in the 2012/2013 academic year as many as 2 classes, with a total of 35 students namely 10 men and 25 women. Samples were taken using saturated sampling techniques. From the results of research, processing, and data analysis showed that there were differences between the results of the pretest and posttest. In addition, the results of the t test are obtained tcount 2.99 and -ttable -1.69. This is caused by the application of the cooperative learning model of the type of team games tournament that helps students in the learning process, because basically the cooperative learning model of the type of team games tournament emphasizes the students' memory, activeness and understanding of a material. Thus it can be concluded that the cooperative learning model of the match type game tournament team is applied to explain the concept of the Food Digestion System in Humans. Keywords: Cooperative learning model, tournament team games, Food Digestion System in Humans

    ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SURAT RESMI SEBAGAI ALTERNATIF PENULISAN BAHAN AJAR SURAT RESMI KELAS V SD

    Get PDF
    Ejaan merupakan semua bentuk aturan yang berkaitan dengan penulisan tata bahasa pada bahasa Indonesia (Anto, Akbar, & Andrijanto, 2017). Keterampilan siswa dalam menulis surat resmi sangat masih kurang, baik itu dalam kaidah penulisannya dan tata tulisan. Penelitian yang dilakukan merupakan analisis kesalahan berbahasa pada surat resmi pada penulisan bahan ajar surat resmi sebagai penulisan bahan ajar kelas V SD Negeri Limpar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan seperti pada penulisan huruf kapital, penggunaan tans abaca, dan penulisan kata yang masih kurang dan merancang bahan ajar menulis surat resmi yang sesuai dengan hasil analisis isis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis terhadap surat resmi suswa adalah dditemukannya kesalahan pertama penggunaan huruf kapital pada aspek awal kalimat, tengah kalimat, nama orang, nama hari dan bulan. Kesalahan kedua ditemukaanya kesalahan pada tanda baca pada aspek tanda titik, tanda koma, tanda titik dua. Kesalahan ketiga ditenukanya kesalahan pada penulisan kata ditemuka pada aspek singkatan dan gabungan kata. Dengan adanya hal tersebut , maka bahan ajar menulis surat resmi akan dibuat dengan melihat unsur-ubsur dari bahan ajar yang terdiri dari enam unsur bahan ajar serta berdasarkan naaisis terhadap kesalahan ejaan yang terdapat pada surat resmi siswa. Spelling is all forms of rules related to grammatical writing in Indonesian (Anto, Akbar, & Andrijanto, 2017). Students' skills in writing official letters are still lacking, both in terms of writing rules and writing arrangements. The research carried out is an analysis of language errors in official letters in writing official letter teaching materials as writing teaching materials for class V SD Negeri Limpar. The purpose of this study is to describe spelling errors such as in capital letters, the use of abacus, and the writing of words that are still lacking and to design teaching materials for writing official letters that are in accordance with the results of content analysis using a qualitative approach. Based on the results of an analysis of the student's official letter, the first error was found in the use of capital letters in the aspects of the beginning of the sentence, the middle of the sentence, the name of the person, the name of the day and month. The second error is the discovery of errors in punctuation in the aspects of periods, commas, colons. The third mistake was found in the writing of words in terms of abbreviations and combinations of words. With this in mind, teaching materials for writing official letters will be made by looking at the elements of the teaching materials which consist of the six elements of teaching materials and based on the analysis of spelling errors found in student official letters. Keywords: Characterizations, Learning Material
    corecore